FAKTOR – FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEJANG PADA BALITA DEMAM DI RUANG ANAK RSUD BANJARBARU TAHUN 2013

  • Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan
  • Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan

Abstract

Ada beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian kejang demam. Diantaranya; umur, jenis kelamin, suhu saat kejang, riwayat kejang dalam keluarga, dan lamanya demam.Menuruthasilstudi pendahuluan yang dilakukandi RSUD Banjarbaru di dapat hasil dari tahun 2010 – 2012 sebanyak 378 balita demam yang dirawat, diketahui sebanyak 287 orang mengalami kejang dengan angka kematian sebesar 5 %, yakni 2 – 5 orang. Dalam kasus tersebut belum diketahui faktor resiko apa yang paling berhubungan dengan kejadian kejang pada balita demam di ruang anak RSUD Banjarbaru.

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran faktor – factor resiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian kejang demam di ruang Anak RSUD Banjarbaru tahun 2013. Jenis penelitian menggunakan desain deskriptif analitik. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sehingga di dapatkan jumlah sampel sebesar 38 orang.Cara pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan wawancara yang di jawab orang tua responden. Teknik analisa data dengan secara Chi Square Test kemudian ditarik kesimpulan.

Dari hasil penelitian, pasien cenderung kejang 21 orang (55,3%), berumur < 2 tahun sebanyak 24 orang (63,2%), berjenis kelamin laki – laki sebanyak 26 orang (68,4%), bersuhu tubuh ≥ 39 oC sebanyak 22 orang (57,9%), tidak ada riwayat kejang keluarga sebanyak 32 orang (84,2%), dan lamanya demam > 1 jam sebanyak 34 orang (89,5%). Hasil analisa hubungan menggunakan Chi-Square, dari faktor umur, jenis kelamin, suhu tubuh, dan riwayat kejang keluarga memiliki hubungan dengan kejadian kejang (Ï<α), sedangkan faktor lamanya demam tidak ada hubungan dengan kejadian kejang (Ï>α).

Kesimpulan dalam penelitian ini menyarankan agar perawat dapat memberikan penyuluhan kepada orang tua balita tentang penanganan kejang demam karena pada balita sangat rentan untuk terjadi kejang demam.

 

Kata kunci      : Faktor Resiko, Kejang Demam

References

Hasan R and Alatas H, 2005, Buku Kuliah 2 Ilmu kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985 ; 847

Hidayat, Aziz A, 2005, Ilmu Keperawatan Anak Jilid I, Jakarta ; Salemba Medika.

IDAI 2009. Kejang Demam Apakah Menakutkan? http//www.idai.or.id/ kesehatan anak/artikel.asp?q:200942110155 (diakses 20 Maret 2014)

Lumbantobing, S. M dkk. 2007, Penatalaksanaan Mutakhir Kejang pada Anak. Jakarta ; FKUI, 2007.

Mahdalena, dkk. 2013, Pedoman Penulisan Proposal dan Karya Tulis Ilmiah. Banjarbaru ; Poltekkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan.

Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta ; EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta ; Rineka Cipta.

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, tesisi dan Instrumen Penelitian Edisi 2, Jakarta : Salemba Medika

.NHS, 2010. Complications of Febrile Convulsions, : http://www.nhs.uk/Conditions/Febrile-convulsions/Pages Complications.aspx (akses 14 Pebruari 2014)

NINDS, 2011. National Institute of Neurological Disorders and Stroke, Febrile Scizures Fact Sheet. Available froms.htm (akses 28 Pebruari 2014)

Puspita Dewi, 2010. Kejang demam, http://dp-coass.blogspot.com/2010/kejang-demam.html?m=1 (akses 13 April 2013.

Soetomenggolo TS, 2007, Buku Ajar neurologi Anak. Jakarta : BP IDAI.

Sumijati M.E. 2002, Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit yang Lajim Terjadi pada Anak, Surabaya ; Perkini.

Tejani, NR, 2010. Paediatric Febrile Seizure : http://emedicine.medscape.com/article/801500-overview (akses 28 Pebruari 2014)

Published
2016-02-09