Tipe Eksklusifitas Pemberian ASI Berdasarkan Paritas Dan Usia Ibu Menyusui

  • Anita Rahmawati STIKes Patria Husada Blitar
  • Noviana Wahyuningati
Keywords: ASI, Eksklusifitas, Paritas, Usia

Abstract

Cara pemberian ASI sampai bayi 6 bulan membentuk tipe eksklusifitas pemberian ASI yang cenderung berbeda pada kelompok ibu dengan paritas dan rentang usia tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia dan paritas ibu menyusui dengan tipe eksklusifitas pemberian ASI. Desain penelitian crossectional dengan sampel 35 ibu menyusui diambil dengan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi ibu dengan bayi tidak ada cacat bawaan, ibu dengan bayi tidak mempunyai riwayat sakit yang mengganggu pemberian ASI, pendidikan minimal SMP, dan ibu datang ke Posyandu saat penelitian dilaksanakan. Pengambilan data dilakukan saat kegiatan posyandu balita dengan kuesioner. Hasil analisa dengan spearman’s rho menunjukkan ada hubungan dengan kekuatan sedang antara usia ibu dengan tipe eksklusifitas pemberian ASI (p=0,027; rs=0,374) tetapi tidak ada hubungan dengan paritas (p=0,084). Uji korelasi berganda menunjukkan usia dan paritas secara simultan berhubungan dengan tipe eksklusifitas pemberian ASI (F=0,031). Ibu dengan usia 20-27 tahun lebih cenderung memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu berusia lebih tua terutama >35 tahun. Ibu menyusui dengan usia > 35 tahun membutuhkan perhatian lebih dalam pemberian edukasi tentang ASI terutama dalam menggunakan media edukasi yang tepat dan menyediakan fasilitas konseling untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri menyusui.

References

Arsyati, A.M., & Rahayu, Y.T. (2019). Budaya pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia kurang dari bulan di desa Leuwibatu Rumpin. Jurnal kesehatan masyarakat, 7(1), 9-17

Hanifah, S.A., Astuti, S., & Susanti, A.I. (2017). Gambaran karakteristik ibu menyusui tidak memberikan ASI eksklusif di desa Cikeruh kecamatan Jatinangor kabupaten Sumedang tahun 2015. Jurnal sistem kesehatan, 3(1), 38-43. http://doi.org/10.24198/jsk.v3i1.13960

Hardiani, R.S. (2017). Status paritas dan pekerjaan ibu terhadap pengeluran ASi pada ibu menyusui 0-6 bulan. NurseLine journal, 2(1), 44-51.

Kurniawan, B. (2013). Determinants keberhasilan pemberian air susu ibu eksklusif. Jurnal kedokteran brawijaya, 27(4), 236-240. http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkb.2013.027.04.11

Li, R., Fein, S.B., Chen, J., & Grummer-Strawn, L.M. (2008). Why mothers stop breastfeeding: Mothers’ self-reported reasons for stopping during the first year. Pediatrics, 122(Suppl 2), S69–76. DOI:10.1542/peds.2008-1315i

Rahmawati, A.(2016). Optimalisasi peran “Ayah ASI (breastfeeding father)” melalui pemberian edukasi ayah prenatal. Jurnal ners dan kebidanan, 3(2), 101-106. https://doi.org/10.26699/jnk.v3i2.ART.p101-106

Rahmawati, A. & Prayogi, B. (2017). Asuhan keperawatan manajemen laktasi dengan pendekatan berbasis bukti. Malang: Medika Nusa Creative.

Roesli, U. (2010). Inisiasi menyusui dini plus ASI eksklusif (Cetakan ke-4). Jakarta: Pustaka Bunda.

Septiani, H., Budi, A., & Karbito (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui yang bekerja sebagai tenaga kesehatan. Jurnal aisyah: Jurnal ilmu kesehatan, 2(2), 159-174. https://www.neliti.com/publications/217373/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-pemberian-asi-eksklusif-oleh-ibu-menyusui

Stuebe, A.M., & J.W.R. Edward. (2009). The reset hypotesis: lactation and maternal metabolism. National institute of health public access manuscript am J Perinatal, 26(1), 81-88. DOI:10.1055/s-0028-1103034

Stuebe, A.M. (2012). Failed lactation and perinatal depression: common problems with shared neuroendocrine mechanisms. The Journal of Women’s Health, 21(3), 264-272. doi: 10.1089/jwh.2011.3083

Published
2020-12-09